03 July, 2014

Unrequited Love

cr as tagged

Cinta yang bertepuk sebelah tangan, adakah hal yang lebih menyakitkan daripada cinta yang satu itu? Saat kita mencintai, namun rasa itu tak bisa terbalas sama sekali. Apa yang bisa kita lakukan?

Dia istimewa.

Ya, Aku sadar bahwa aku tidak pantas untuk berada di dekatnya. Aku hanyalah satu dari begitu banyak perempuan yang jatuh hati pada kesederhanaannya. Tetapi, aku tak akan pernah menyesal karena mencintainya. Bahkan jika waktu terulang kembali, aku akan tetap memilih untuk mencintainya.

Aku tahu, dia paham tentang semua rasaku. Bagaimana tidak, teman-teman kelasku selalu saja memanggil namaku jika ia lewat di depan kelasku. Lagipula, aku terlalu sulit untuk menyembunyikan apa yang hati ku rasakan ketika ia ada. Sulit. Sangat sulit.

3 bulan terakhir di tahun 2013, mungkin adalah hari-hari terindah dalam hidupku. Saat aku pertama mengenalnya secara dekat, saat aku begitu sering menghabiskan waktuku bersamanya. Walau semua itu hanya karena project sekolah.

Mungkin dia sudah lupa, ya.. kurasa dia lupa. Sore itu, 19 Oktober 2013. Saat pertama kalinya aku rela membagikan mie instan favoritku kepadanya. Entah berapa jam aku dan dia duduk berdampingan di depan komputer rumahku. Membicarakan project sembari sesekali bercanda tawa dan akhirnya mulai mengenal satu sama lain. Sore itu pula adalah pertama kalinya aku shalat berjama'ah dengannya. Hanya aku dan dia. Sedikit mustahil mungkin, tapi aku jatuh cinta tepat di sore itu. Dan aku sadar.. ia sudah membawa pulang hatiku pada hari itu.

Sejak mengenalnya, hidupku berubah. Aku mulai hidup dalam pemikiran yang lebih positif karena dia. Setiap kali aku harus berpapasan dengannya, berdebarlah jantungku, tanganku dingin dan satu hal yang tak pernah bisa ku hindari adalah salah tingkah.

Hubunganku dan dia semakin membaik seiring waktu berjalan. Walau hanya sekedar project, tapi ia selalu saja rajin menghubungiku setiap hari. Bahkan sesekali ia mampir ke kelasku, atau bahkan ke rumahku setelah pulang sekolah. Dia selalu membuatku merasa nyaman dengan hadirnya.

Tapi.. selalu ada kesedihan di balik kebahagiaan. Setelah semua hari indah itu terlewati... 20 Desember 2013 hadir dan membawakan kenyataan pedih yang harus ku hadapi sendiri. Dia menyukai perempuan lain. Dan dia mengakui itu secara tidak langsung di hadapan begitu banyak warga sekolah. Termasuk di hadapanku yang dengan begitu bodohnya tetap saja memandanginya dengan penuh harapan. Bahkan dengan sengaja, ia mengunduh fotonya dengan perempuan itu di media sosial. Aku sakit? Ya. Pasti. Semua perhatian yang ia curahkan selama ini ternyata hanya sebatas teman. Dan aku salah, karena aku terlalu berharap lebih.

Semuanya makin terasa menyakitkan ketika aku mendapat kabar, bahwa cintanya pada perempuan itu pun tidak jauh berbeda dengan cintaku padanya. Bertepuk sebelah tangan. Miris, bukan? Aku mencintainya, tapi ia lebih memilih mencintai perempuan lain yang ternyata tidak menaruh hati padanya.

Tapi, kebodohanku membuatku tetap bertahan. Hingga hari ini, hingga ku tuliskan semua ini.. aku masih bertahan. Bukankah tak ada yang salah dalam hal cinta? Meskipun dia hanya menganggapku teman. Aku terima. Meskipun ia seakan-akan selalu mencoba membuatku berhenti mencintainya. Aku bertahan.

Masih banyak janji-janji manis yang belum aku dan dia ciptakan. Ah.. mungkin sudah seharusnya ku lupakan janji-janji manis itu. Karena sepertinya, dia pun sudah melupakan semua itu.

Dan.. Hey kamu, aku tahu kemungkinan besar kamu bisa membaca tulisan ini. Maaf, aku masih bertahan. Mencoba setia, yaa.. mungkin begitu. Tapi, aku tak akan meminta lebih lagi.. Aku bahagia, bahkan jika hubungan kita hanyalah sebatas teman. Selama kau masih menganggap aku ada, selama kau tak mengabaikanku, aku masih bahagia :)

Tulisan ini diikutkan pada #PeopleLikeUsGA yang di adakan oleh @penerbitharu dan @NovelAddict_




No comments:

Post a Comment